Berikut adalah langkah-langkah memulai dan memelihara pembibitan tanaman hias. Langkah dari benih ke bibit siap tanam di kebun atau wadah (pot).
- Pilih atau temukan waktu yang tepat
Mulailah dengan melihat paket (kemasan) benih, yang akan dapat memberi informasi kepada Kita kapan harus memulai pembibitan. Biasanya, pada kemasan ada instruksi terkait waktu tanam sebaiknya atau baik ditanam pada…. dan baik ditanam sebelum … (tanggal kadaluarsa benih).
Seperti kebanyakan kegiatan bercocok tanam, keberhasilan pembibitan sangat berkaitan dengan waktu (musim). Sebaiknya pembibitan dimulai pada saat akhir atau awal musim penghujan. Jika pembibitan dilakukan pada saat pertengahan musim penghujan, maka kelembaban pada areal pembibitan akan tinggi. Kondisi ini akan menyebabkan mudahnya pembibitan terinfeksi mikroba penyebab penyakit. Curah hujan yang tinggi tidak saja mempertinggi kelembaban dan kondisi berlebihan akan air, tetapi juga penyinaran matahari kurang yang akan menyebabkan bibit mengalami etiolasi (tumbuh kurus meninggi tetapi batangnya lemah). - Temukan wadah yang tepat
Kita dapat memulai pe pembibitan diawmbibitan dengan menggunakan wadah baik berupa plug tray ataupun plug individu ataupun kotak pembibitan. Pembibitan langsung pada bedengan dengan perukuran kecil juga dapat sebagai alternative tempat memulai pembibitan. Namun, saya sarankan agar awal pembibitan (pesemaian) dilakukan pada bak (kotak) pesemaian. Selain karena murah, kotak pesemaian memberikan kemudahan dalam tindakan agronomis pembibitan seperti pengisian media termasuk penyiraman dan pindah tanam (cabut/panen) semai. - Siapkan media tanam
Sebaiknya berupa media campuran. Bahan dasarnya berupa tanah. Tanah yang baik adalah tanah bekas penanaman tanaman hias (pot) yang tanamannya sudah tidak ada (atau bekas penanaman terdahulu). Kita dapat gunakan kembali tanah (media) pot dari tanaman hias Kita. Tanah tersebut kemudian dicampur dengan kompos matang dengan perbandingan 1:1 (v/v).
Sebelum mengisi wadah pesemaian ataupun pembibitan Kita, basahi media tanam campuran yang telah dipersiapkan. Tujuannya adalah untuk membuatnya lembab tetapi tidak basah (becek) dan remah (gembur). Setelah itu isi wadah ¾ penuh dan pastikan media telah memenuhi semua ruang dalam wadah.
Ingatlah bahwa sebagian besar media campuran mengandung sedikit nutrisi, jadi Kita perlu memberi sumber nutrisi bagi bibit dengan pupuk cair beberapa minggu setelah biji berkecambah, dan lanjutkan pemeliharaan ini sampai umur semai pindah ke media pembibitan, dan juga pemeliharaan bibit sampai pada umur siap pindah tanam. - Mulai Menanam
Penanaman benih dapat dengan cara menabur rata di permukaan bidang pesemaian (perkecambahan) ataupun dengan mengaturnya dalam baris-baris tanam, maupun mengatur jarak tanam. Jika pesemaian dilakukan pada wadah individu (plug individu), maka jika viabilitas benih yang Kita gunakan rendah, maka sebaiknya menanam dua benih setiap wadah. Setelah tumbuh, jika kedua benih tumbuh, maka perlu dijarangkan, yaitu meninggalkan satu semai.
Siram permukaan pesemaian dengan siraman air yang halus. Percepatan perkecamabahan biji dapat dilakukan dengan menutup permukaan pesemaian dengan plastik. Tindakan ini membantu menjaga benih tetap lembab sebelum berkecambah. Saat Kita melihat tanda-tanda ada warna hijau pertama (warna hijau dari daun kotiledon), plastik penutup sudah dapat dibuka. - Penyiraman dan pemupukan
Saat semai tumbuh, gunakan penyiram shower halus atau dapat menggunakan kaleng yang dilubangi di bagian dasarnya. Penyiraman bertujuan untuk menjaga tanah (media tumbuh semai) tetap lembab tetapi tidak basah. Biarkan media sedikit mengering di antara penyiraman. Untuk memberi nutrisi (unsur hara) bibit, secara teratur pemupukan perlu dilakukan. Pemupukan sebaiknya dengan menggunakan pupuk cair, dicampur dengan takaran yang direkomendasikan pada kemasan.
Biji mengandung semua nutrisi yang semai butuhkan untuk beberapa minggu pertama. Tetapi setelah semai kehabisan cadangan makanan, mereka harus diberi nutrisi. Jadi, begitu Kita melihat daun asli, yaitu daun yang muncul setelah keping kotiledon pecah, daun bawaan benih. Kita dapat mulai menambahkan nutrisi yang diperlukan semai yang sedang tumbuh dan berkembang. - Pencahayaan dan penjarangan bibit
Semai yang sudah membesar atau bibit kecil suatu tanaman membutuhkan banyak cahaya. Putar wadah (bak) perkecambahan secara teratur agar tanaman tidak condong ke arah sumber cahaya. Jika bibit tidak mendapatkan cukup cahaya, bibit akan memanjang (etiolasi) dan lemah.
Pada saat bibit muda Kita telah memiliki beberapa pasang daun, penjarangan bibit perlu dilakukan. Hal itu bila sistim tanam benih dilakukan secara menebar atau secara barisan. Jika penanaman dengan sistim mengatur jarak tanam, maka penjarangan dilakukan terhadap lubang tanam yang ditumbuhi bibit sebanyak dua bibit, tinggalkan hanya satu saja. - Hardening bibit (pemberian cahaya lebih banyak)
Kita telah memanjakan bibit muda dari sejak semai tumbuh hidup di bawah kondisi cahaya yang sangat rendah. Jika hal ini dibiarkan hingga bibit berumur pindah tanam, maka postur bibit akan sangat lemah dan kurus. Oleh karena itu, bibit perlu diadaptasikan ke kondisi lingkungan lebih banyak cahaya, proses transisi bertahap menuju alam bebas. Proses ini dikenal sebagai hardening off bibit. Sekitar seminggu sebelum Kita berencana untuk menanam bibit (pindah tanam) ke kebun ataupun ke wadah (pot), tempatkan bibit di tempat yang memiliki cukup banyak cahaya tetapi masih memerlukan naungan. Secara bertahap, selama seminggu atau 10 hari, paparkan bibit pada tempat (kondisi) lebih banyak sinar matahari dan angin. Setelah langkah ini dilakukan, maka Kita akan mendapatkan bibit siap pindah tanam.
Ingat, benih berkecambah dan tumbuh menjadi bibit tanaman yang sehat sesuai dengan rancangan alam. Jadi, jika Kita mengikuti langkah-langkah yang telah diuraikan di atas, maka Kita telah memberikan perawatan terhadap bibit tersebut untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Maka, Kita berhasil memperbanyak tanaman Kita.
Selamat membibit tanaman …..